Tampilkan postingan dengan label ancaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ancaman. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Oktober 2010

Keadaan Bumi 3 Tahun Sebelum Munculnya Dajjal


Ilustrasi. (foto: Google)
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Sudah berselang lama, kami tidak melanjutkan bahasan Dajjal, di antara tanda-tanda kiamat. Pada kesempatan kali ini, insya Allah kami akan melanjutkannya dengan memohon taufik dan ‘inayah Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat.
Keadaan Kaum Muslimin Kala Keluarnya Dajjal
Ketika Dajjal muncul, jumlah kaum muslimin amatlah banyak dan semakin bertambah kuat.[1] Namun mendekati keluarnya Dajjal, kaum muslimin ditimpa bala’ yang amat berat. Hujan tidak kunjung turun. Tanaman pun tidak tumbuh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ
Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah." Kemudian para sahabat bertanya, "Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?" Beliau menjawab, "Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan."[2]
Sifat-Sifat Dajjal
Beberapa sifat Dajjal disebutkan dalam beberapa hadits berikut ini.
Dari 'Abdullah bin Umar, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوفُ بِالْكَعْبَةِ ، فَإِذَا رَجُلٌ آدَمُ سَبْطُ الشَّعَرِ يَنْطُفُ - أَوْ يُهَرَاقُ - رَأْسُهُ مَاءً قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالُوا ابْنُ مَرْيَمَ . ثُمَّ ذَهَبْتُ أَلْتَفِتُ ، فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيمٌ أَحْمَرُ جَعْدُ الرَّأْسِ أَعْوَرُ الْعَيْنِ ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ قَالُوا هَذَا الدَّجَّالُ . أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا ابْنُ قَطَنٍ » . رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ
"Ketika aku tidur, aku bermimpi thawaf di ka'bah, tak tahunya ada seseorang yang rambutnya lurus, kepalanya meneteskan atau mengalirkan air. Maka saya bertanya, 'Siapakah ini? ' Mereka mengatakan, 'Ini Isa bin Maryam'. Kemudian aku menoleh, tak tahunya ada seseorang yang berbadan besar, warnanya kemerah-merahan, rambutnya keriting, matanya buta sebelah kanan, seolah-olah matanya anggur yang menjorok. Mereka menjelaskan, 'Sedang ini adalah Dajjal. Manusia yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qaththan, laki-laki dari bani Khuza'ah.'"[3]
Dari ‘Ubadah bin Ash Shoomit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّى قَدْ حَدَّثْتُكُمْ عَنِ الدَّجَّالِ حَتَّى خَشِيتُ أَنْ لاَ تَعْقِلُوا إِنَّ مَسِيحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ قَصِيرٌ أَفْحَجُ جَعْدٌ أَعْوَرُ مَطْمُوسُ الْعَيْنِ لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْرَاءَ فَإِنْ أُلْبِسَ عَلَيْكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Sungguh, aku telah menceritakan perihal Dajjal kepada kalian, hingga aku kawatir kalian tidak lagi mampu memahaminya. Sesungguhnya Al Masih Dajjal adalah seorang laki-laki yang pendek, berkaki bengkok, berambut keriting, buta sebelah dan matanya tidak terlalu menonjol dan tidak pula terlalu tenggelam. Jika kalian merasa bingung, maka ketahuilah bahwa Rabb kalian tidak bermata juling.”[4]
Dari Ibnu 'Abbas, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda tentang Dajjal,
أَعْوَرُ هِجَانٌ أَزْهَرُ كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ أَشْبَهُ النَّاسِ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ فَإِنَّ رَبَّكُمْ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ
"(Dajjal) buta sebelah, putih dan berkilau, seolah kepalanya adalah (kepala) ular, dan (dia) adalah orang yang paling mirip dengan Abdul 'Uzza bin Qathan. Jika dia itu celaka dan sesat, maka ketahuilah bahwa Tuhan kalian tidaklah buta sebelah."[5]
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« إِنِّى خَاتَمُ أَلْفِ نَبِىٍّ أَوْ أَكْثَرُ مَا بُعِثَ نَبِىٌّ يُتَّبَعُ إِلاَّ قَدْ حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَإِنِّى قَدْ بُيِّنَ لِى مِنْ أَمْرِهِ مَا لَمْ يُبَيَّنْ لأَحَدٍ وَإِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَعَيْنُهُ الْيُمْنَى عَوْرَاءُ جَاحِظَةٌ وَلاَ تَخْفَى كَأَنَّهَا نُخَامَةٌ فِى حَائِطٍ مُجَصَّصٍ وَعَيْنُهُ الْيُسْرَى كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ مَعَهُ مِنْ كُلِّ لِسَانٍ وَمَعَهُ صُورَةُ الْجَنَّةِ خَضْرَاءُ يَجْرِى فِيهَا الْمَاءُ وَصُورَةُ النَّارِ سَوْدَاءُ تَدْخَنُ »
"Sesungguhnya aku adalah penutup dari seribu Nabi yang telah diutus, dan tidaklah ada seorang Nabi yang diutus kecuali telah memperingatkan kepada umatnya tentang Dajjal, dan sungguh aku telah diberi penjelasan berkenaan dengannya yang tidak diberikan kepada seorang pun. Sesungguhnya ia adalah seorang yang bermata juling, sedang Rabb kalian bukanlah bermata juling. Mata kanannya melotot -tidak bisa dipungkiri- seakan-akan dahak yang menempel pada tembok yang dicat, sedang mata kirinya seperti bintang yang terang. Dan aku juga diberi penjelasan tentang semua ucapan, dan gambaran surga yang berwarna hijau yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Serta gambaran neraka yang berwarna hitam berasap.”[6]
Di antara dua mata Dajjal tertulis KAFIR, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
إِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ أَوْ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ
Di antara kedua matanya tertulis KAFIR yang bisa dibaca oleh orang yang membenci perbuatannya atau bisa dibaca oleh setiap orang mu`min.”[7]
Dalam hadits diceritakan mengenai Dajjal bahwa ia tidak memiliki keturunan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
هُوَ عَقِيمٌ لاَ يُولَدُ لَهُ
Dajjal itu mandul.[8]
Demikian penjelasan ringkas mengenai Dajjal dari beberapa hadits, terkhusus mengenai ciri-ciri Dajjal. Jika tidak ditemukan ciri-ciri demikian, maka tidak bisa disebut Dajjal Akbar yang akan muncul menjelang hari kiamat. Jadi tidak bisa kita katakan--misalnya--George Bush itu adalah Dajjal karena memang tidak ada ciri-ciri tersebut di atas.
Bahasan lainnya tentang Dajjal, masih dilanjutkan pada tulisan lainnya. Mudah-mudahan Allah beri kelonggaran waktu untuk membahasnya. Bahasan sebelumnya tentang Dajjal, silakan lihat di sini.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Finished when hearing adzan Maghrib in KSU, Riyadh, KSA, on 18 Dzulqo’dah 1431 H (26/10/2010)
By: Muhammad Abduh Tuasikal
(rumaysho.com)

Senin, 04 Oktober 2010

Inilah Makhluk Yang Menjaga DajjaL Laknatullah


Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais berkata,”Aku mendengar suara seruan dari muadzin Rasulullah saw untuk melaksanakan shalat maka aku pun berangkat ke masjid dan shalat bersama Rasulullah saw. Aku shalat di shaff para wanita dibelakang kaum laki-laki. Ketika shalat sudah selesai, Rasulullah saw duduk diatas mimbar sambil tersenyum beliau bersabda,”Demi Allah sesungguhnya aku mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar gembira atau kabar buruk akan tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim ad Dari yang dahulunya seorang laki-laki pemeluk agama Nasranai kini telah memeluk islam dan membaiatku.
Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang pernah aku katakan kepada kalian tentang al Masihaddajjal. Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal laut bersama 30 orang laki-laki dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau ditengah laut didaerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat dekat dengan kapal.
Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut lalu mereka bertemu dengan seekor binatang yang berbulu lebat sehingga mereka tidak dapat memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya karena tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Mereka berkata,”Celaka, dari jenis apakah kamu ini.” Ia menjawab,”Saya adalah al jassasah. Mereka bertanya,”Apakah al jassasah itu? (tanpa menjawab) ia berkata,”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”
Tamim ad Dari berkata,”Katika ia telah menjelaskan kepada kami tentang laki-laki itu, kami pun terkejut karena kami mengira bahwa ia adalah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, di sana terdapat seorang manusia yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.
Kami berkata,”Celaka, siapakah kamu ini?’ ia menjawab,”Takdir telah menentukan bahwa kalian akan menyampaikan kabar-kabar kepadaku, maka kabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab,”Kami adalah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah laut yang berguncang lalu kami terombang-ambing di tengah laut selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor binatang yang sangat banyak bulunya yang tidak dapat diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya karena banyak bulunya. Maka kami berkata,’Celaka, apakah kamu ini?’ ia menjawab,”Aku adalah al jassasah.’ (Tanpa menjawab) ia berkata,”Pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kamu ini dan kami terkejut bercampur takut karena mengira bahwa kamu ini adalah setan.”
Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata,”Beritakanlah kepada saya tentang pohon-pohon korma yang ada didaerah Baisan?” Kami berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?” Ia berkata,”Saya menanyakan pakah pohon-pohon korma itu berbuah?’ Kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Adapun pohon-pohon korma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’
Kemudian ia berkata lagi,”Beritakanlah kepadaku tentang danau Tiberia.’ Mereka berkata,”Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya? Ia bertanya,”Apakah ia tetap berair?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’
Kemudian ia berkata lagi,’Beritakanlah kepada saya tentang mata air Zugar.’ Mereka menjawab,’Apa yang ingin kamu ketahui tentangnya?’ Ia bertanya,”Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan menggunakan air dari mata air Zugar itu?’ Kami menjawab,’benar, ia berair banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.’
Lalu ia berkata lagi,’Beritakanlah kepadaku tentang nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?’ Mereka menjawab,’Dia telah keluar dari Mekah menuju Madinah.’ Lalu ia bertanya,’Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia bertanya,’Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya bahwa ia (Nabi) itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya.’ Lalu ia berkata,’Apakah itu semua telah terjadi?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Sesungguhnya adalah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh aku akan mengatakan kepada kalian tentang diriku. Aku adalah al masihuddajal dan sesungguhnya aku hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka aku akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali aku memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali aku ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka aku dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,”Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,”Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah aku sudah menyampaikan kepada kalian tentang hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab,”Benar.’ Beliau saw berkata,’Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan oleh Tamim ad Dari, karena ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian tentang Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat dajal) terletak di laut Syam atau laut Yaman? Dimana Rasulullah saw mengisayaratkan tangannya kearah timur. Ia (Fathimah) berkata,”Hal ini saya hafalkan dari Rasulullah saw.” (HR. Muslim)
Didalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah mengakhirkan shalat isya pada suatu malam kemudian beliau saw keluar dan bersaba,”Aku terhalangi oleh kisah yang diceriakan oleh Tamim ad Dari tentang seorang laki-laki di sebuah pulau di tengah laut. Dan ketika ada seorang wanita yang terurai rambutnya lalu ada yang bertanya,”Siapakah kamu?’ wanita itu menjawab,”Aku adalah al jassasah. Dan pergilah ke biara itu.’ Maka aku (Tamim ad Dari) pun pergi menemui seorang laki-laki yang terurai rambutnya dan terbelenggu oleh besi melompat-lompat antara langit dan bumi.’ Aku pun bertanya,’Siapakah kamu?’ dia menjawab,’Aku adalah dajjal. Apakah tekah diutus seorang nabi yang ummi?’ Aku menjawab,’benar.’ Dia berkata,’Apakah mereka menaatinya atau makasiat terhadapnya?’ aku menjawab,’bahkan mereka menaatinya.’ Dia berkata,’hal itu lebih baik bagi mereka.”
Didalam menjelaskan tentang al jasssasah ini, al ‘Alamah Abu Thayib Abadi mengatakan bahwa mereka (rombongan Tamim) bertemu dengan seekor binatang melata yang berambut sangat lebat lalu binatang itu ditanya,”Siapakah kamu?’ dia menjawab,”Aku adalah al jassasah.” Ada yang mengatakan bahwa untuk menggabungkan antara dia riwayat tersebut yaitu bahwa dajjal memiliki dua al jassasah. Yang pertama adalah seekor binatang sedangkan yang kedua adalah seorang wanita.
Ada kemungkinan juga bahwa al jassasah adalah setan yang kadang menyerupai seekor binatang melata dan kadang menyerupai seorang wanita. Dan setan memiliki kemampuan untuk merubah bentuk dalam bentuk apa saja yang dia inginkan.
Atau ada kemungkinan bahwa ia adalah seorang wanita, karena wanita juga dinamakan dengan binatang melata sebagai bentuk kiasan sebagaimana firman Allah swt :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
Artinya,”Dan tidak ada suatu binatang melata (makhluk Allah yang bernyawa) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” (QS. Huud : 6) – (Aunul Ma’bud juz XI hal 334 – 335)
Prilaku Tajassus Dalam Keseharian
Tentang al jassasah ini, Imam Nawawi mengatakan bahwa dinamakan al jassasah dikarenakan binatang itu ditugaskan untuk tajasssus atau memata-matai dan menyelidiki untuk mencari berbagai berita yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
Ibnu Manzhur mengatakan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah laut memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada dajjal.. sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad Dari, yang mengatakan,”Saya adalah al jassasah” yaitu binatang yang dilihat disuatu pulau ditengah laut. Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan biantang itu mencari berbagai berita untuk diberikan kepada dajjal. (Lisanul Arab juz VI hal 38)
Penuturan Imam Nawawi dan Ibnu Manzhur diatas adalah menurut arti bahasanya yang berarti memata-matai, mengintip atau menyelidiki. Sehingga orang yang senantiasa berusaha mencari-cari berita atau informasi disebut dengan al jaasuus. Al Jaasuus juga dipakai untuk orang yang senantiasa mencari-cari aib atau cacat orang lain, sebagaimana disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kalian saling memata-matai…”
Dan mereka semua tidaklah bisa disebut dengan al jassasah dikarenakan dalil-dalil yang menceritakan tentang al jassasah tidaklah diperuntukkan bagi mereka, sebagaimana penjelasan diatas meskipun secara lahiriyahnya ada kesamaan prilaku antara keduanya yaitu sama-sama mencari berita.

11 Ciri Sifat Dan Perilaku Dajjal


Story Of Dajjal: Membongkar Ramalan Akhir ZamanSiapa Dajjal itu? Bagaimana ciri, sifat dan perlaku Dajjal? Apakah Dajjal itu sosok manusia, sekelompok manusia, atau bahkan bangsa, atau sekedar simbol? Seorang Sahabat belum lama ini mengirim Sayasebuah buku berjudul Story of Dajjal: Membongkar Ramalan Akhir Zaman. Buku ini mengisahkan siapa sebenarnya sosok Dajjal, laskar Dajjal, siasat Dajjal dalam menipu dan menghancurkan manusia beriman.Dalam buku tersebut, Sahabat Saya, Akhmad  Muhaimin Azzet namanya, dia mengungkapkan 11 Ciri Sifat dan Perilaku Dajjal. Mari kita lihat satu per satu:
  1. Ciri utama Dajjal adalah mempunyai cacat fisik yaitu buta mata sebelah kiri, sedang mata sebelah kanan berwarna gelap, tidak bersinar. Artinya, Dajjal itu bermata satu.
  2. Dajjal adalah seorang pemuda atau laki-laki yang berpostur gemuk, kulit kemerah-merahan dan berambut keriting. Diyakini bahwa Dajjal muncul pertama kali di Kota Isfahan, Iran
  3. Di antar dua matan  atau dahi Dajjal terdapat cap satu stempel Kafir sebagaimana hadis Rasululloh yang diriwayatkan Imam Bukhari..”ketahuilah bahwa Dajjal itu buta (mata) sebelah, sedangkan Rabb kalian tidak buta dan sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kata “KAFIR”.
  4. Dajjal memiliki kendaraan keledai berwarna putih dengan kecepatan jalannya yang luar biasa, bisa terbang di atas daratan dan lautan. Keledai tersebut bisa memakan api dan menghembuskan asap layaknya pesawat terbang.
  5. Dajjal memiliki kemampuan untuk menipu manusia, dan ini kemampuan utama Dajjal. Segala cara akan dilakukannya agar setiap orang menjadi pengikutnya. Surga yang ditawarkan Dajjal adalah sebenarnya Neraka bagi manusia beriman.
  6. Dajjal mempunyai kemampuan dapat melihat dan mendengar di banyak tempat pada saat yang bersamaan. Untuk melakukannya, sebagian menafsirkan bahwa Dajjal menggunakan “alat” semacam Satelit.
  7. Dajjal akan membawa dan menawarkan api dan air sekaligus. Menerima air tawaran Dajjal berarti mengakuinya sebagai Tuhan. “….siapa yang menjumpai Dajjal, maka hendaklah menjatuhkan dirinya ke dalam apa yang dilihatnya sebagai api, karena ia sesungguhnya adalah air tawar” (Hadis Bukhari dan Muslim).
  8. Dajjal dengan penuh kesombongan mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan barang siapa yang meyakini dan menjadi pengikutnya ia akan hidup dalam kesenangan, sesuai yang ditawarkan Dajjal
  9. Dajjal mampu menjangkau dan menjamah seluruh penjuru kota di dunia, kecuali Makkah dan Madinah, sebab dua kota ini dijaga oleh para Malaikat
  10. Dajjal memiliki kemampuan menghidupkan orang yang sudah mati
  11. Di akhir zaman nanti, Dajjal akan mendapatkan perlawanan dari Imam Mahdi atas nama kebenaran Islam. Kemudian Dajjal akan tersungkur dalam kematian setelah dibunuh oleh Nabi Isa AS di dekat pintu gerbang Kota Lud (Palestina)
Sinyal tentang Dajjal sebenarnya setiap hari dibaca oleh umat Islam, yaitu ketika mereka shalat dan membaca tasyahud akhir. Dalam sebuah Hadits Rasululloh mengatakan: “ Apabila seseorang di antara kamu bertasyahud, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari 4 hal seraya mengucapkan. “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari siksa Neraka Jahannam, Siksa Kubur, Cobaan Hidup dan Mati, dari perlindungan dari Fitnah Dajjal” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Perdebatan tentang apakah Dajjal itu sosok manusia, sekelompok manusia, atau bahkan bangsa, atau sekedar simbol, dicoba diuraikan dalam buku ini, dengan beberapa referensi yang kuat berdasarkan hadits dan al qur’an. Buku Story Of Dajjal ini ditulis oleh Sahabat Saya. Dia Saya kenal sebagai penulis aktif, biasanya puisi dan essay sastra dan budaya dan beberapa tulisannya sering menghiasai media massa baik lokal maupun nasional. Pengembaraannya di dunia spiritual dan kepenulisan telah menjadikan dirinya sebagai penulis kreatif dan menghadirkan karya terbarunya. Buku ini sudah beredar di pasaran dan anda bisa menemukannya di toko buku terdekat di kota anda.