Hampir semua agama dan negara melarang pernikahan incest. Meski dianggap tabu, kasus pernikahan pasangan yang memiliki hubungan darah itu masih saja terjadi. Yang mencengangkan, muncul kasus incest yang melibatkan nenek dan cucu.
Di India, seorang pemuda 25 tahun, Narayan Biswas, menikah nenek kandungnya yang telah berusia 80 tahun, Premodas Biswas. Pernikahan itu berlangsung melalui upacara tradional agama Hindu di Panchpara, sebuah desa yang berada sekitar 150 kilometer arah barat Calcutta pada Maret 2004.
Narayan nekat melakukan pernikahan terlarang itu agar dapat menjaga dan merawat nenek yang begitu disayanginya. "Saya merasa dia (neneknya) membutuhkan perhatian ekstra di hari tuanya. Saya merasa bisa lebih bisa menjaganya jika saya menjadi suami daripada cucu," ujar pemuda lulusan SMA yang bekerja sebagai petani sekaligus pengajar. "Sebagai suami saya bisa merawatnya setiap waktu."
Premodas pun merasa bahagia dengan pernikahan keduanya. Suami pertamanya, yang juga kakek Narayan, meninggal 30 tahun lalu. "Dia (cucunya) adalah suami yang baik dan bisa memastikan saya tak akan telat makan," katanya.
Pemerintah setempat memang melarang pernikahan sedarah sesuai ajaran agama Hindu. Tapi, mereka tak melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya. "Lagipula tidak ada yang protes dengan pernikahan itu, keluarga mereka sendiri bisa menerimanya, jadi kami tak bisa berbuat apa-apa," kata Dilip Das, pejabat setempat.
Peristiwa serupa terjadi di Rusia. Pada 2007 silam, Boris yang berusia 30 tahun menikahi nenek kandungnya sendiri yang telah berusia 79 tahun, Katarina Golovska. Mereka berhasil menikah di kantor catatan sipil di kota Vladimir, sekitar 150 mil dari Moskow.
Petugas catatan sipil rupanya lengah. Mereka meloloskan pasangan yang masih memiliki hubungan darah itu menikah lantaran tak mengecek latar belakang keduanya. Namun, polisi kemudian melakukan investigasi dan menganulir pernikahan tersebut.
sumber;http://kosmo.vivanews.com/news/read/159591-dua-pria-ini-nekat-nikahi-neneknya
Ketidaksamaan persepsi antarpasangan bisa memicu salah paham dan berpotensi menjadi sumber konflik. Ada baiknya, ketahui 'pedoman' memulai hubungan baru berikut ini demi terciptanya hubungan awet dan minim konflik, seperti dikutip dari Your Tango.
- Menunjukkan perasaan (public display affection) Tiap orang memiliki level kenyamanan yang berbeda ketika tampil sebagai pasangan di depan umum. Bicarakan batas dan kenyamanan ini. Ungkapkan, mana yang berlebihan dan mana yang tidak.
- Satu minggu sekali Tentukan satu hari dalam seminggu di mana Anda dan dia menghabiskan waktu berdua saja. Meskipun sama-sama sibuk, komitmen ini sangat penting demi hubungan sehat.
- Tidak melarang menghabiskan waktu sendiri Selalu bersama sebagai pasangan memang menyenangkan. Tetapi, jangan sampai Anda dan dia saling melarang untuk menghabiskan waktu sendiri. Biarkan dia sesekali menghabiskan waktu dengan teman-temannya, begitu juga Anda. Ini membuat hubungan justru jadi lebih hangat.
- Jangan terlalu cepat bicara masa depan Membicarakan masa depan yang terkait pernikahan dan anak di awal hubungan bisa membuat pria 'ketakutan'. Kecuali dia yang memulai. Sebaiknya jangan dulu dibicarakan. Nikmati saja dulu tahap penyesuaian di awal hubungan. Seiring mapannya hubungan, rencana masa depan akan datang dengan sendirinya.
- Berteman dengan teman pasangan Jangan langsung melakukan penilaian buruk pada teman-teman pasangan. Cobalah kenali dulu mereka. Sangat seru apabila Anda juga bisa akrab dengan teman-temannya.
- Tetap tenang saat cemburu Jangan mulai pertengkaran hanya karena ia melirik gadis lain yang berjalan sepintas. Demikian juga, ia tidak boleh marah ketika Anda melirik pria tampan yang sedang lewat. Ini hanya semacam lucu-lucuan yang justru bisa dijadikan permainan.
- Jangan berasumsi Jangan memaksanya untuk menebak keinginan Anda dan mengerti sendiri apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya dengan mengatakan, "Tidak masalah jika kita tidak merayakan ulang tahunku." Akan lebih baik Anda terbuka mengungkapkan keinginan, apa yang disukai dan tidak disukai. Mintalah dia juga melakukan hal yang sama. Trik ini bisa meminimalisasi konflik. (vivanews)