Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Desember 2010

Dua Pria Ini Nekat Nikahi Neneknya

Hampir semua agama dan negara melarang pernikahan incest. Meski dianggap tabu, kasus pernikahan pasangan yang memiliki hubungan darah itu masih saja terjadi. Yang mencengangkan, muncul kasus incest yang melibatkan nenek dan cucu.

Di India, seorang pemuda 25 tahun, Narayan Biswas, menikah nenek kandungnya yang telah berusia 80 tahun, Premodas Biswas. Pernikahan itu berlangsung melalui upacara tradional agama Hindu di Panchpara, sebuah desa yang berada sekitar 150 kilometer arah barat Calcutta pada Maret 2004.

Narayan nekat melakukan pernikahan terlarang itu agar dapat menjaga dan merawat nenek yang begitu disayanginya. "Saya merasa dia (neneknya) membutuhkan perhatian ekstra di hari tuanya. Saya merasa bisa lebih bisa menjaganya jika saya menjadi suami daripada cucu," ujar pemuda lulusan SMA yang bekerja sebagai petani sekaligus pengajar. "Sebagai suami saya bisa merawatnya setiap waktu."

Premodas pun merasa bahagia dengan pernikahan keduanya. Suami pertamanya, yang juga kakek Narayan, meninggal 30 tahun lalu. "Dia (cucunya) adalah suami yang baik dan bisa memastikan saya tak akan telat makan," katanya.

Pemerintah setempat memang melarang pernikahan sedarah sesuai ajaran agama Hindu. Tapi, mereka tak melakukan tindakan apapun untuk mencegahnya. "Lagipula tidak ada yang protes dengan pernikahan itu, keluarga mereka sendiri bisa menerimanya, jadi kami tak bisa berbuat apa-apa," kata Dilip Das, pejabat setempat.

Peristiwa serupa terjadi di Rusia. Pada 2007 silam, Boris yang berusia 30 tahun menikahi nenek kandungnya sendiri yang telah berusia 79 tahun, Katarina Golovska. Mereka berhasil menikah di kantor catatan sipil di kota Vladimir, sekitar 150 mil dari Moskow.

Petugas catatan sipil rupanya lengah. Mereka meloloskan pasangan yang masih memiliki hubungan darah itu menikah lantaran tak mengecek latar belakang keduanya. Namun, polisi kemudian melakukan investigasi dan menganulir pernikahan tersebut.



sumber;http://kosmo.vivanews.com/news/read/159591-dua-pria-ini-nekat-nikahi-neneknya

Minggu, 31 Oktober 2010

Bahasa Tubuh Ketika Pria Bohong



Jangan mudah tertipu dengan rayuan seorang pria. Ketika seorang pria mencoba melarikan diri dengan kebohongan yang dibuatnya, gerakan tubuhnya bisa menjadi tanda.
Untuk itu, Anda perlu tahu bahasa tubuh pria, saat ia berkata tak jujur. Seperti dikutip dari laman cosmopolitan.com, berikut bahasa tubuh pria yang menandakan si dia sedang berbohong:
Melihat ke atas ke arah kiri
Ketika Anda bertanya sesuatu padanya, atau dia ingin menjelaskan sesuatu pada Anda, perhatikan ke arah mana dia melihat. Menurut pakar bahasa tubuh, Janine Driver, jika matanya memandang ke atas ke arah kanan, itu menandakan ia sedang mengingat informasi dari memorinya. Tapi, bila matanya ke atas ke arah kiri, ada kemungkinan si dia sedang merangkai jawaban palsu.
Tiba-tiba meletakkan tangan di saku
Telapak tangan terbuka biasanya menunjukkan kenyamanan dan keterbukaan. "Jadi, ketika berbohong, si dia secara alami merasa perlu menyembunyikan telapak tangannya," kata Patti Wood, penulis 'Success Signals: A Guide to Reading Body Language'. "Dia juga dapat menyembunyikan telapak tangannya di punggung, atau menutupi telapak tangannya di saku celana atau dengan benda seperti telepon genggam.”
Mengangkat salah satu atau kedua bahu
Hati-hati, jika ia melakukan hal ini sambil melontarkan pernyataan definitif, seperti 'Aku tidak pernah nonton berdua dengan dia', sambil mengangkat bahu. Itu adalah caranya untuk meyakinkan lawan bicaranya agar percaya pada pernyatannya. "Perilaku ini dilakukan untuk menghindari rasa bersalah,” kata Driver.
Menggunakan jari telunjuk untuk menggosok hidung
"Tanda ini biasanya ditunjukkan pria yang tidak biasa berbohong, sehingga mereka merasa menyesal. Setelah bicara, dia akan menyentuh wajahnya dengan cara sedikit menyembunyikan mulutnya seakan dia tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya," kata Wood.

sumber: http://feedproxy.google.com/~r/Strov/~3/Imtx-D9PoH0/inilah-bahasa-tubuh-ketika-pria-bohong.html
 

TIPS MEMULAI HUBUNGAN DENGAN PACAR BARU

 Ketika memulai hubungan asmara dengan kekasih baru, biasanya penuh trik dan 'permainan' tebak-tebakan. Dalam kondisi ini, pria cenderung tidak pintar menebak keinginan wanita.
Ketidaksamaan persepsi antarpasangan bisa memicu salah paham dan berpotensi menjadi sumber konflik. Ada baiknya, ketahui 'pedoman' memulai hubungan baru berikut ini  demi terciptanya hubungan awet dan minim konflik, seperti dikutip dari Your Tango.

  • Menunjukkan perasaan (public display affection) Tiap orang memiliki level kenyamanan yang berbeda ketika tampil sebagai pasangan di depan umum. Bicarakan batas dan kenyamanan ini. Ungkapkan, mana yang berlebihan dan mana yang tidak.
  • Satu minggu sekali Tentukan satu hari dalam seminggu di mana Anda dan dia menghabiskan waktu berdua saja. Meskipun sama-sama sibuk, komitmen ini sangat penting demi hubungan sehat. 
  • Tidak melarang menghabiskan waktu sendiri Selalu bersama sebagai pasangan memang menyenangkan. Tetapi, jangan sampai Anda dan dia saling melarang untuk menghabiskan waktu sendiri. Biarkan dia sesekali menghabiskan waktu dengan teman-temannya, begitu juga Anda. Ini membuat hubungan justru jadi lebih hangat.
  • Jangan terlalu cepat bicara masa depan Membicarakan masa depan yang terkait pernikahan dan anak di awal hubungan bisa membuat pria 'ketakutan'. Kecuali dia yang memulai. Sebaiknya jangan dulu dibicarakan. Nikmati saja dulu tahap penyesuaian di awal hubungan. Seiring mapannya hubungan, rencana masa depan akan datang dengan sendirinya.
  • Berteman dengan teman pasangaJangan langsung melakukan penilaian buruk pada teman-teman pasangan. Cobalah kenali dulu mereka. Sangat seru apabila Anda juga bisa akrab dengan teman-temannya.
  • Tetap tenang saat cemburu Jangan mulai pertengkaran hanya karena ia melirik gadis lain yang berjalan sepintas. Demikian juga, ia tidak boleh marah ketika Anda melirik pria tampan yang sedang lewat. Ini hanya semacam lucu-lucuan yang justru bisa dijadikan permainan.
  • Jangan berasumsi Jangan memaksanya untuk menebak keinginan Anda dan mengerti sendiri apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya dengan mengatakan, "Tidak masalah jika kita tidak merayakan ulang tahunku." Akan lebih baik Anda terbuka mengungkapkan keinginan, apa yang disukai dan tidak disukai. Mintalah dia juga melakukan hal yang sama. Trik ini bisa meminimalisasi konflik. (vivanews)


Read more: http://aalmarusy.blogspot.com/2010/11/tips-memulai-hubungan-dengan-pacar-baru.html#ixzz144IeJiYK

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tes Mengukur Perasaan Cinta


Tes Mengukur Perasaan Cinta
Seberapa besar rasa cinta pasangan pada Anda? Coba berikan tes psikologipadanya. Peneliti University of Rochester, Amerika Serikat, berhasil menggunakan kuis untuk memprediksi secara akurat perasaan 50 pasangan ketika terpisah selama 12 bulan.

Tes menggunakan teknik kata psikologis untuk menemukan apa yang benar-benar dipikirkan seseorang tentang pasangannya. Lalu, seberapa mudah mereka mengasosiasikan pasangannya dengan kata-kata positif atau negatif yang ada.

Jika seseorang lebih mudah dan cepat menemukan kata-kata yang menyenangkan atau positif mengenai pasangannya, menurut para peneliti, mereka memiliki hubungan yang kuat dan langgeng. Tetapi jika terjadi sebaliknya, pasangan itu mengarah ke sebuah 'hubungan yang rusak' yang memiliki risiko berpisah cukup besar.

Sebanyak 222 orang terlibat dalam penelitian. Hanya 116 orang yang melakukan tes lanjutan. Dari responden yang terlibat, sebesar 16 persen atau 19 orang di antaranya mengalami perpisahan. Hasil tersebut sudah diprediksi sebelumnya oleh para peneliti.

"Hal yang mengejutkan dari penelitian kami adalah bahwa tes yang dilakukan bisa mengukur dengan baik dalam memprediksi apa yang terjadi pada hubungan mereka, dibandingkan dengan apa yang dikatakannya tentang hubungan mereka," kata salah satu peneliti, Profesor Ronald Rogge, seperti dikutip dari laman Telegraph.

Dalam melakukan tes tersebut, para relawan diminta untuk mengisi kuesioner tentang hubungan mereka dan tes kata asosiasi. Pengujian didasarkan pada teknik yang sering digunakan untuk mendefinisikan perasaan rasisme atau bias, yaitu kondisi seseorang yang sulit mengakui eksistensi dirinya sendiri.

Relawan diberikan nama pasangan dan melihat monitor yang menampilkan tiga jenis kata. Kata-kata positif seperti damai atau berbagi, kata-kata negatif seperti kematian dan tragedi atau nama pasangannya sendiri.

"Seseorang yang menunjukkan perasaan negatif pada pasangan berisiko tujuh kali lebih mungkin untuk putus hubungan pada tahun berikutnya," Rogge menambahkan.(ywn)